SUMPAH BUDAYA 2011

Situasi mental sosial-budaya bangsa yang cukup memprihatinkan sekarang ini harus segera dicarikan jalan keluarnya dan harus ada langkah raksasa agar ada keperdulian dari semua elemen bangsa untuk memelihara dan menjaga budaya nusantara tidak sekedar parsial namun dalam scope nasional secara komprehensif. Perlu pula dilakukan semacam revitalisasi budaya bangsa dengan visi menjadi bangsa Indonesia yang berkarakterLanjutkan membaca “SUMPAH BUDAYA 2011”

NGELMU URIP – BAWARASA KAWRUH KEJAWEN

Ada sebuah tantangan ultim yang dihadapi dan harus dijawab oleh bangsa ini, dalam pusaran arus globalisasi, manusia Indonesia makin kehilangan jati dirinya digerus pragmatisme budaya popular yang menghilangkan ‘ruh’ kemanusiaannya. Menjadikan  manusia tak lebih dari nilai kegunaan saja yang mudah dimobilisasi menjadi pengabdi  berbagai kepentingan. Dan ketika berbicara tentang budaya sendiri kita merasa inferior. KearifanLanjutkan membaca “NGELMU URIP – BAWARASA KAWRUH KEJAWEN”

KRATON YOGYA KEHILANGAN PERKUTUT

“Begini Mbah, kemaren waktu libur saya berkesempatan untuk berwisata budaya mengunjungi Kraton Yogya. Ada satu hal yang cukup mengganggu saya waktu disana Mbah, saya mendapat gambaran ada banyak sangkar burung namun sayangnya tidak ada satu burungpun di dalamnya” “Hehehe…… memang itu yang harus terjadi. Burung dalam sangkar para raja adalah perkutut, sebagai symbolisme Wahyu. KratonLanjutkan membaca “KRATON YOGYA KEHILANGAN PERKUTUT”

QUOTE OF THE DAY : REVOLUTION

Ketika Sang Guru mendengar bahwa hutan cedar sebelah telah terbakar, ia mengerahkan seluruh muridnya. “Kita harus menanam kembali pohon-pohon cedar,” katanya. “Pohon cedar?” teriak murid tidak percaya. “Tapi pohon-pohon itu membutuhkan waktu 2.000 tahun untuk tumbuh besar!” “Oleh sebab itulah,” kata Sang Guru, “tak boleh ada satu menit pun terbuang. Kita harus segera mulai.” **********Lanjutkan membaca “QUOTE OF THE DAY : REVOLUTION”

TRIWIKRAMA, TIGA LANGKAH DEWA WISNU DALAM REVOLUSI INDONESIA

PENGANTAR Seringkali bila berbicara tentang revolusi, khususnya di negeri tercinta ini saya katakan layaknya berbicara tentang menghancurkan gunung batu dengan modal sebuah sekop. 😎 Pernyataan saya bukanlah pernyataan sikap pesimisme namun sebuah refleksi kondisi riil yang dihadapi bangsa ini. Bangsa yang telah terjajah jiwanya dengan sedemikian parah si segala lini dan segi kehidupan. Lalu kemudianLanjutkan membaca “TRIWIKRAMA, TIGA LANGKAH DEWA WISNU DALAM REVOLUSI INDONESIA”

SIMBOLISME CAKIL DAN PERANG KEMBANG

Susuhunan Kalijaga berada dalam persimpangan. Sang Pembesar Negara bagaikan makan buah simalakama : Sabaya pati sabaya mukti labuh Negara berdirinya Demak Bintoro ataukah mikul dhuwur mendhem jero leluhurnya Majapahit. Mangro tingal Kanjeng Susuhunan, meski batinnya memihak Eyangnya, Sang Prabu Brawijaya; sebagai pendiri Negara dan Panglima ia wajib mewujudkan cita-cita Negara, sebuah tatanan baru yang membawaLanjutkan membaca “SIMBOLISME CAKIL DAN PERANG KEMBANG”

MAKNA 17-8-1945, WEJANGAN BUNG KARNO

Bung Karno pernah berkata : “Kutitipkan Negara ini kepadamu, namanya titipan pasti suatu saat akan diminta kembali, namun betapa sangat menyedihkannya bila titipan amanah itu ternyata tak mampu kita kelola denagn baik malahan kita telah merusaknya. Lihat saja Timor Timur yang terlepas dari pelukan Ibu Pertiwi, korupsi yang telah menjadi bagian dari budaya, mental ‘tukangLanjutkan membaca “MAKNA 17-8-1945, WEJANGAN BUNG KARNO”

SASTRA BINABAR

Hangidunga Piweling Kaki, Sabdopalon Pamong Nusantara, Ameca Kasengsarane, Rakyat Nusa Sedarum, Nampi Panodhining Hyang Widhi, Kalambangnya Wong Nyabrang, Prapteng Tengah Katempuh, Santering Kali Kang Bena, Yeku Ing Gapura Sapta Ngesthi Aji, Keh Jalma Samya Lena. Sastra ini harus dibabar Maka kukidungkan kesedihan, tangisan lampau kisahkan derita menjelang Kala manusia menyusut hanya menjadi bagian dari suatuLanjutkan membaca “SASTRA BINABAR”

IBU JENDRA, DIALEKTIKA KEARIFAN LELUHUR NUSANTARA

Go Kamane Allah, Dzat kang Ilang Rusak Ragane Kabeh, Labete Tan Kena Keri, Dzat kang Tanpa Kumpulan Kahanane Ora Ana, Ya Ingsun Sejatine Ora Ana Apa-Apa. – Panembahan Senapati – ‘Aku’ dan ‘Ada’ tak hanya dikukuhkan oleh Descartes. Dibelahan lain dunia pada abad yang sama, pendiri dinasti Mataram Islam mengukuhkannya dalam bait-bait syair IBU JENDRA.Lanjutkan membaca “IBU JENDRA, DIALEKTIKA KEARIFAN LELUHUR NUSANTARA”

PADUPAN KENCANA, titip pesan buat para pemuda dan calon pemimpin bangsa

pfupnKevCn Apuranen kumawani atur kagawa tyas kayungyun, Hening ati madyaning ratri, Ameruhi….. Kurungan peksi prada rukmi samya sunya tan ana kang nenggani Perkutute anggegana sirna urubing cahya Peteng ndedet lelimengan….. Angrerintih kalimputan….. Para bajang atut wuri Si Kaki Adedamar nuntun barisan mecaki dalan Wus rusak dhatulaya !! Rasa datan bisa anyurasa !! Oncat maligi jiwanggaLanjutkan membaca “PADUPAN KENCANA, titip pesan buat para pemuda dan calon pemimpin bangsa”