SASTRA BINABAR

Hangidunga Piweling Kaki,

Sabdopalon Pamong Nusantara,

Ameca Kasengsarane,

Rakyat Nusa Sedarum,

Nampi Panodhining Hyang Widhi,

Kalambangnya Wong Nyabrang,

Prapteng Tengah Katempuh,

Santering Kali Kang Bena,

Yeku Ing Gapura Sapta Ngesthi Aji,

Keh Jalma Samya Lena.

Sastra ini harus dibabar

Maka kukidungkan kesedihan, tangisan lampau kisahkan derita menjelang

Kala manusia menyusut hanya menjadi bagian dari suatu nilai kegunaan

dan waktu dirampat ketam bagai binatang buruan

Ilusi diproduksi dalam hingar bingar iklan, jadikan mimpi lebih meyakinkan dibanding kenyataan

Tercampak laiknya budak…

Jalanmu didiktekan sesuai peta…

Sebrangi sungai…

Apa lacur, sesampai di tengah diterjang banjir bandang

Apa yang bisa kau jadikan pegangan?

Pemimpinmu lebih suka berebut remahan roti yang disebut kekuasaan

Sedang…

Pemegang peta tak lebih dari calo tiket yang sibuk perkaya diri berslogan ayat suci hingga membusa mulut

Tuntunan menjadi tontonan..!!!

Pupus harapanmu tiada lagi pegangan

..

..

..

Nandhang Mrata Sak Tanah Jawi,

Dadi Kersaning Kang Murbeng Alam,

Meruhna Pra Kawulane,

Lamun Jagad Puniku,

Mengku Pangeraning Ghoib,

Nraju Becik Myang Ala,

Kang Nandhur Angunduh,

Nandhang Wohira Priyangga,

Den Alamna Kinarya Amratandani,

Jagad Ana Kang Ngasta.

Sastra ini tetap harus dibabar

Maka yang terjadi biarlah terjadi sebagai tanda agung Ilahi

Keadilan adalah dendam, seruan akan sebuah harapan

Sebab dunia adalah ladang, tempat menabur benih dan menuai hasil

Maka siapa yang menabur dialah yang akan menuainya

Sungguh…

Yang dinanti telah datang, namun tak seperti yang kau kira

Dia datang membawa api

dan seperti yang dikehendakinya api itu telah berkobar menjalar kemana-mana

..

kobong.!

kobong.!!

KOBONG..!!!

..

..

..liyep liyep layaping ngaluyut

..

..

Cukup sudah yang perlu kusampaikan

Tunaikan wajib yang mesti diemban

Sastra ini harus dibabar

8 tanggapan untuk “SASTRA BINABAR

  1. sastra memang harus dibabar, pak tomy. banyak idiom jawa masa lalu yang mulai terbukti. mungkin tak hanya sekadar dilacak secara intertekstualitas, tapi juga mengaitkannya dng persoalan-persoalan kutur masyarakat jawa itu sendiri. suradira jayaningrat lebur dening pangastuti! rahayua ingkang sami pinanggih!

    **********
    tugas kita bersama membangunkan orang melek Pak
    melek kok bermimpi duhhh…
    suradira jayaningrat lebur dening pangastuti
    rahayu

  2. hehehe.. yayaya.. keseimbangan di dalam diri akan menghasilkan keseimbangan dengan Alam Semesta raya.. segala sesuatu yang bukan keluar dari dalam diri tidaklah murni.. semua hanya sandiwara belaka.. dan putaran sang waktu yang akan memperlihatkan..
    Salam Sayang
    Salam Hormat
    Salam Taklim
    Salam Sejati

    **********
    metu saka kodratingsun

    salam sayang
    salam hormat
    salam taklim
    salam sejati

  3. betul KangBoed,marilah kita mencari kehidupan dengan membawa kasih.Memang banyak yg kurang mengerti,oleh karenanya sastra harus binabar agar dpt dipahami secara kongkrit.
    Kalau tidak TUNTUNAN AKAN JADI TONTONAN.DUNIA ADALAH LADANG UNTUK MENABUR BENIH KEBAIKKAN.

    salam hormat penuh persahabatan

    **********
    salam hormat penuh persahabatan Yangkung
    mari kita bersama membabar darma sejati

  4. yo…yo…yo…aku sarujuk banget marang para sedulur tunggal-sikep…..
    pancen…pancen… Mung SENI SING NGLAHIRAKE HARMONI….. Banjur HARMONI NGLAHIRAKE TRADISI….. Sateruse TRADISI NGLAHIRAKE SIKEP JATI-DIRI SEJATI…..
    Mung JATI-DIRI SEJATI KANG BISA MANGERTENI SANGKAN PARANING DUMADI….. MANGERTENI ANANING HYANG MURBENG DUMADI…YO ORA LIYA… HYANG SENIMAN MAHA AGUNG……..

    Muga-muga sakabeh sedulur tunggal-sikep tansah pinaringan Karahayon…

    **********
    sokong pamuji Kang
    rahayu

  5. pamuji rahayu..

    kangmas Tomy, sastra binabar nya apa baru dari Ha sampai Na.., kangmas, atau saya pelajari dulu, barangkali ini sudah mencakup sampai Ta…,
    terima kasih..

    salam sihkatresnan

    Rahayu..,

    **********
    leres Mas Hadi
    nembe Ha Na dereng ngantos Ma Ga Ba Tha Nga
    namun apapun yang terjadi biarlah terjadi Mas saya hanya bisa matur Sendika

  6. salam dari bandung, kang

    saya suka membaca artikel anda, anda layak di beri gelar mistikus politik,

    PKS (pun) berbudi

    PKS partai yang jujur tidak suka korupsi, Partai dakwa (kata iklan kampanyenya di TV)

    PKS singkatan dari Partai keadilan sejahtera yang membuat petingginya takut beroposisi mungkin takut tidak sehjatera (maaf ini dugaan, semogah salah)

    Menolak paham neoliberalisme karena mendewa-dewakan mekanisme pasar sebagai pengatur perekonomian Negara.( dan tidak sesuai dengan ajaran islam)

    Ingin berkoalisi jika presiden dan wakilnya presentatif, nasionalis and agamis, ( itu kata presidenya, bukan kata saya)

    Mencalonkan 10 kadernya untuk di pilih sby menjadi wakilnya, alasannya logis pemenang ke -4, bhooo

    Tapi sayang seribu sayang “itu hanya mimpi” (maaf mengutip lagunya Projek Pop )

    Menurut pengamat politik dari UI, Pks terkesan menjual diri ( pelacur kali jual diri, tidak laku-laku akhirnya banting harga)

    Menurut tetangga saya yang sangat mengidolakan PKS dan relah antri di TPS demi mencontreng partai idolanya, menyarankan ………. Para petinggi pks banyak- banyak membaca ayat kursi, agar tidak ada kesan berjuang karena lapar mohon di kasih kursi menteri –puntak apalah kalau tidak dapat kursi wapres, dari pada tidak dapat apa-apa.

    Kata limbad, fakir magician “terima kasih” ( terima kasih telah di tipu dengan gertak sambalnya presiden pks yang katanya anti neoliberal)

    Dan sekarang para petinggi partainya tidak bisa tidur nyenyak, lagi berpikir bagaimana menenangkan massa akar rumputnya.

    Ini betul-betul zaman edan kata permadi sang mistikus politik

    https://esaifoto.wordpress.com

    **********
    salam balik penuh hormat dari Semarang
    wah saya bukan politikus hanya tukang syair sinting amatiran
    demokrasi kita memang demokrasi ‘kethek saranggon’

  7. Aku dan sang presiden

    Kalau kelak aku beranjak dewasa, aku berci-cita menjadi presiden, tapi tidak ingin menjadi presiden yang peragu dan lamban mengambil keputusan, kalau di keritik oleh rakyat, memposisikan diri menjadi orang yang teraniaya.

    http://puangcahaya.dagdigdug.com/

  8. Sangat tergelitik dengan istilah ”demokrasi kethek saranggon”nya mas Tomy, saya merasa perlu mengajak semua Generasi Penerus Bangsa untuk menelusuri dan merenungi kembali bahwa pendahulu kita pernah mencetuskan/mendeklarasikan ”DEMOKRASI TERPIMPIN” yang jauh sebelumnya juga dideklrasikan ”PANCASILA”.
    Saya perlu garis bawahi disini, bahwa saya sama sama sekali jauh dari maksud mengkultuskan seseorang secara in-person, namun dua deklarasi tersebut sangat relevan untuk kita aplikasikan pada situasi perkembangan saat ini, baik dalam cakupan tata kehidupan politik ‘NKRI’ maupun DUNIA.
    Yang saya maksud adalah ”DEMOKRASI YANG TERPIMPIN OLEH KANDUNGAN MAKNA DALAM BUTIR-BUTIR PANCASILA”
    Mari kita gali kembali dan mulai kita implementasikan…..

    Salam dalam kebersamaan …

Tinggalkan komentar