NGELMU URIP – BAWARASA KAWRUH KEJAWEN

Ada sebuah tantangan ultim yang dihadapi dan harus dijawab oleh bangsa ini, dalam pusaran arus globalisasi, manusia Indonesia makin kehilangan jati dirinya digerus pragmatisme budaya popular yang menghilangkan ‘ruh’ kemanusiaannya. Menjadikan  manusia tak lebih dari nilai kegunaan saja yang mudah dimobilisasi menjadi pengabdi  berbagai kepentingan.

Dan ketika berbicara tentang budaya sendiri kita merasa inferior. Kearifan budaya bangsa hasil olah cipta, rasa dan karsa leluhur yang adiluhung dianggap sebagai suatu yang ketinggalan jaman. Sehingga tonggak pegangan dalam menghadapi gempuran budaya dan ideology global tersebut malah terpinggirkan dan ditinggalkan.

Keprihatinan ini yang oleh para leluhur waskitha jaman dulu telah di’jangka’ dalam bentuk kidungan Wecan Sabdopalon :

Rakyat Nusa Sedarum nampi panodhining Hyang Widhi, Kalambangnya wong nyabrang, Prapteng tengah katempuh santering kali kang bena,

Rakyat Nusantara diibaratkan orang yang sedang menyeberang sungai, sesampai di tengah diterjang banjir bandang, sehingga dalam kedaaan yang sangat sulit dengan tiadanya pegangan.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, menjawab tantangan jaman, Ki Sondong Mandali, tokoh budayawan Jawa, menggagas ‘Gerakan Renaisance Jawa’, kebangkitan budaya Jawa sebagai suatu falsafah pandangan hidup bangsa. Diharapkan wacana ‘Gerakan Renaisance Jawa’ ini dapat terus bergulir menjadi gerakan masif kebangkitan budaya dan kearifan local di seluruh Nusantara.

Kerja  nyatanya adalah sebagai narasumber di berbagai sarasehan budaya dan berbagai website dan milis ke-Jawa-an, juga sebagai salah satu pendiri dan ketua umum Yayasan Sekar Jagad, yang telah banyak dikenal kiprahnya dalam penyebaran ide dan wacana kebangkitan budaya Jawa.

Yang terbaru dari Ki Sondong Mandali, tulisan-tulisan beliau yang tersusun dalam empat buah buku: ‘Kawruh Kejawen-Bawarasa Kanggo Kekadangan’ versi Bahasa Jawa, ‘Bawarasa Kawruh Kejawen’ versi Bahasa Indonesia, ‘Piwulang kautaman’ dan ‘Penanggalan dan Pawukon’ dikumpulkan,  diringkas  dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul: ‘Ngelmu Urip – Bawarasa Kawruh Kejawen’.

Sebuah buku yang mencoba menghadirkan bahasan (bawarasa) tentang Jawa dan ke-Jawa-an dari sudut pandang orang Jawa. Sebagai falsafah tuntunan hidup (Ngelmu Urip) orang Jawa, yang sarat dengan kearifan pencapaian budaya yang adiluhung, yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa yang bisa diselisik dan dirunut secara rasional untuk mudah dipahami.

Diharapkan pengertian Kejawen yang sering dikonotasikan negatif, dianggap tahayul atau klenik ini bisa dimengerti dan dipahami dengan benar sampai ke dasar falsafahnya. Sehingga Ngelmu Urip Orang Jawa bisa menjadi tonggak pegangan dalam mengarungi era globalisasi tanpa harus kehilangan jati diri dan karakter ke-Jawa-annya (Jawan).

Ngelmu Urip adalah hasil pemikiran dan olah rasa orang Jawa yang berkesadaran ’ketuhanan, kesemestaan, dan keberadaban’ yang menjadi dasar yang melandasi budaya dan peradaban Jawa:

  1. Landasan peri kehidupan berdasar ‘Falsafah Panunggalan’, suatu pandangan hakiki bersatunya manusia dengan alam semesta yang dalam istilah Jawa dinyatakan sebagai ‘jumbuhing jagad cilik lan jagad gedhe’.
  2. Landasan peri kehidupan ‘Agraris Paradesa’, suatu kehidupan social yang berdasarkan kerukunan dan keselarasan. Mulai komunitas kecil (desa) sampai kepada bentuk negara.
  3. Landasan peri kehidupan ’Spiritual Magis’, merupakan karakter umum insan Jawa yang spiritualis dan mempercayai adanya kekuatan-kekuatan magis dari alam semesta dan jagad raya.
  4. Landasan peri kehidupan ’Kalangwan’ (Mempersembahkan Keindahan), merupakan implementasi melaksanakan misi ’Memayu Hayuning Bawana’.
  5. Landasan peri kehidupan ’Kejawen’, merupakan piwulang Jawa dalam menyikapi berbagai perbedaan-perbedaan keyakinan dan kepercayaan umat manusia.

pemesanan buku dapat menghubungi:

Ki Sondong Mandali

HP: 081390478229; 08157611019; 08179522629; 08882572343

26 tanggapan untuk “NGELMU URIP – BAWARASA KAWRUH KEJAWEN

  1. Telah terbit buku Ngelmu Urip – Bawarasa Kawruh Kejawen penulis Ki Sondong Mandali, Ketua Umum Yayasan Sekar Jagad.

    ISBN: 978-602-98012-0-0

    Ukuran: 14 x 21 cm

    Tebal isi: 278 halaman

    Harga Rp. 30.000,-/eksemplar

    Ditambah biaya ongkos kirim, harga buku di dalam Pulau Jawa Rp. 40.000,- di luar Pulau Jawa Rp. 50.000,-

    Pembayaran harus sudah diterima mendahului pengiriman paket buku.

    Pemesanan lewat SMS di nomor. 081390478229; 08157611019; 08179522629; 08882572343 atau lewat email ke mandalisondong@ymail.com dengan menyebutkan:

    * nama lengkap pemesan
    * alamat pemesan lengkap dengan kode pos wilayah
    * jumlah pesanan

    Dana yang terkumpul dari hasil penjualan buku akan digunakan untuk pembangunan Pusat Studi Jawa, sebuah kerja nyata dalam revolusi kebudayaan Nusantara.

    Jumbuh dengan SUMPAH BUDAYA 2009 yang telah dicanangkan rekan-rekan muda:

    1. Menghidupkan kembali budaya daerah sebagai dasar pengembangan budaya Nusantara.
    2. Menjadikan budaya daerah sebagai dasar pijakan ide-ide kreatif pembangunan.
    3. Mengembangkan kearifan budaya daerah sebagai nilai-nilai Pembangunan Nasional.

  2. Dari backgroundnya yang spertinya sederhana namun penuh makna selain diisi gambar Ki Semar dan klo ndak salah ditambah corak batik mego mendung dibelakangnya yang juga kaya akan falsafah…mudah2an ndak kehabisan ya Mas Tomy…

  3. Mangga yang mau pesan buku Ngelmu Urip silahkan kirim SMS alamat pos ke HP: 08157611019, 081390478229, 08179522629, atau tilpon langsung ke (024) 7477292. Kalau melalui surat ke:
    Yayasan sekar Jagad
    Jl. Keruing II No. 111, Perumnas Banyumanik
    SEMARANG 50263
    salam teguh yuwana rahayu
    Ki Sondong Mandali (Djoko Winarto)

  4. @kimas Tomy, ki Sondong & para kadang yth,

    Saya mendapat hadiah dari pakdé, 1-buku NGELMU URIP karya ki Sondong. Mulai saya baca sampai menginjak Bab-4, ternyata memang sangat mencerahkan. Membangkitkan ‘kesadaran kesejatian diri’.
    Ternyata kita telah lama diombang-ambingkan berbagai arus budaya asing, pemalsuan/pembiasan sejarah. Menerima berbagai stigma sesat dan disesatkan oleh berbagai pihak diatas bhumi pertiwinya sendiri.

    Semoga buku NGELMU URIP ini, menebarkan gemanya dan meresapi sanubari seluruh anak bangsa, terutama generasi penerus.
    Mugi…HYANG MURBA WASESA…hangijabahi…

    Salam…JAS MERAH
    Bhinneka Tunggal Sikep

  5. Setuju Kang!
    “… manusia tak lebih dari nilai kegunaan saja
    mudah dimobilisasi menjadi pengabdi berbagai kepentingan.”

    Ya,
    Mungkin orang mule bosen utk menjadi manusia.
    Rendah hati, lemah lembut dan sabar bagai tak guna.
    Tak guna utk utk berbagai perang keserakahan dunia.

    Salam Damai!

  6. kalau kebetulan aku lewat gang ini………aku yang tua bangka ini bener2 merasa ga tahu apa2. hidup keseharian yang ngrekoso tapi ketok e sederhana…..diarena ini jadi njlimet……..dan misterius. padahal hari2 yang mumeti …klo…..duwit ga punya, berase habis, gas ditabung habis, cucu minta sesuatu ga bisa kasih……. nah……disini lebih misterius lagi……..persoalan hidup jadi serba puitis…. kaya geguritan yang meliuk liuk, menyeruak kegelapan….dan pancaran dahananya sanghiang bagaskara…… panas membara kaya semburan bisa sang nagapertala….. biyuh biyuh……. duh gusti …mugi sedaya pinaribngan rahayu widada nir ing sambekala.

    1. sugeng dhalu derek gabung…… lare anyaran alamat tanah jowo sisih wetan kiambah…ngapunten nawi jowo kulo radhi kasar,nggih nulane urip teng dunyo niki mung sepindah golek elmu ojo nganti kleru yen kleru mbesok rabakal dibaleni maneh,urip pisan ra…perlu elmu akeh-akeh…. elmu sejati iku akeh tunggale lan akeh wernone…….. tur njlimet lan bingung olehe nglakone,siji dilakoni sijine ketinggalan…ning dunyo urip mung sedelo,kabeh-kabeh dilakoni kapan kepetu’ke marang Gusti Kang Moho Suci…….. elmu sejati iku kawitane …yo…macen-macemme elmu soko manco liyo….. trus disanjo,dikramatke,disuci’no…..iki kang aran ilmu sejati, ………. urip mung sepisan gole’o siji wae ra perlu akeh-akeh yo…iku…sejatine ilmu ….yen digulung gedene sak mrico jinuput la..yen di gelar ngeba’i jagad……. laaaa.. ilmu iki sing biso metu’ke …menungso datheng ngersane Gusti Kang Moho Suci ……… itu baru ilmu….saya menjadi heran ilmu jowo kok di perjual belikan po ra nyalahi larale wong jowo ..nuwun.

  7. kadospundhi kelajengipun gesang menawi sampun katemben nemahi praloyo, nyuwun dipun luari werdinipun – kakang mas !!!

  8. Durung moco dadi ra iso coment, ning uneg2 bab budoyo ki asyik kanggone seng demen, ngelmu angel yen durung ketemu lha iki mung ijol duwit gedhene semono wes diwenehi gambarane Urip…opo ngene isine ? yo nek ngono ndang wae tak kirim nek bank wes buka amargo manggon neng ndeso…

Tinggalkan Balasan ke sikapsamin Batalkan balasan